Proyeksi Layar HP Ke PC dan Laptop : Screen Mirroring Menggunakan Vysor

Dwi Kustari, S.Sos. BBPMP Provinsi Jawa Tengah   Pengantar Saat melakukan presentasi tentang sebuah aplikasi, terkadang kita dituntut untuk menunjukkan...
Read More

Laporan ULT Bulan Maret 2022

Laporan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Bulan Maret 2022 ULT LPMP Provinsi Jawa Tengah   Jumlah Pengunjung ULT LPMP Provinsi Jawa...
Read More

Release Update ARKAS V 3.3

Pada Tanggal 21 April 2022 Aplikasi arkas update Release Update ARKAS V 3.3. Berikut adalah listperbaikannya: 1. Penyesuaian tarif PPn...
Read More

Bimtek Platform Merdeka Belajar dan IKM bagi Pengawas Angkatan I

Semarang-LPMP Jateng.  Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Bimbingan Teknis Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar dan Implementasi Kurikulum Merdeka...
Read More

Penilaian Pendidikan dalam “Merdeka Belajar” di Tengah Wabah Pandemik Covid-19

Oleh: Dra. Erwin Roosilawati, M.Pd, Widyaiswara LPMP Jawa Tengah

 

Salam Merdeka Belajar.

Kebijakan”Merdeka Belajar” jilid satu telah dituangkan  dalam Siaran Pers Nomor: 408/sipres/A5.3/XII/2019. Terdapat  empat program pokok kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar” meliputi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.

Berdasarkan kebijakan tersebut Ujian Nasional(UN)  tahun 2021 akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum(AKM) dan Survei Karakter. AKM dilaksanakan untuk mengukur  kompetensi berpikir atau bernalar peserta didik ketika  membaca teks (literasi) dan menghadapi persoalan  yang membutuhkan pengetahuan matematika  (numerasi).  Instrumen yang dikembangkan mengacu pada praktik baik di level internasional seperti PISA dan TIMSS. Survei Karakter dan Lingkungan Belajar mengukur luaran belajar yang lebih bersifat sosial emosional, serta kualitas proses belajar mengajar di  tiap sekolah.

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter akan dilakukan pada peserta didik yang berada di tengah jenjang sekolah, misalnya di kelas 4 untuk jenjang SD, kelas 8 untuk jenjang SMP, dan kelas 11 untuk jenjang SMA/SMK. Dengan demikian dapat  mendorong guru maupun sekolah  untuk memperbaiki mutu pembelajaran dan tidak bisa  digunakan untuk basis seleksi peserta didik ke jenjang selanjutnya.

Kompetensi peserta didik terdiri dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.  Penilaian merupakan suatu proses mengumpulkan  berbagai informasi secara berkesinambungan dan  menyeluruh tentang proses maupun hasil belajar , terkait kompetensi yang  telah dicapai oleh setiap peserta didik setelah melalui  proses pembelajaran.  Penilaian yang dilakukan harus mencakup semua aspek kompetensi. Mencermati kebijakan tersebut, tentu para guru harus merancang penilaian pembelajaran  yang  dapat mengukur kompetensi peserta didik secara utuh. Penilaiannya  dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis , portofolio, penugasan, dan/atau bentuk penilaian lain yang lebih komprehensif sesuai dengan kompetensi yang  diukur, agar guru dan sekolah lebih merdeka dalam menilai hasil belajar peserta didik.

Indonesia saat ini sedang dilanda wabah pandemik Covid-19. Upaya untuk  menghentikan jumlah penderita yang terus bertambah,  memaksa kita semua harus mengikuti kebijakan pemerintah yaitu melakukan social distancing.  Seluruh satuan pendidikan melaksanakan social distancing dalam bentuk Belajar dari Rumah (BDR).

Berawal dari  pertanyaan teman-teman guru  yang hampir sama  dalam beberapa grup WA , yang mengalami kesulitan dalam  melaksanakan penilaian  pembelajaran  pada masa BDR. Bentuk penilaian seperti apa yang dapat dilakukan untuk mengukur kompetensi peserta didik? Bagaimana mengimplementasikannya pada kegiatan BDR? Berdasarkan regulasi tentang penilaian terdapat beberapa alternatif penilaian yang dapat diimplementasikan selama masa BDR, salah satu bentuk  yang dapat dilakukan adalah penilaian  penugasan.

Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur dan/atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan (assessment of learning) dapat dilakukan setelah proses pembelajaran sedangkan penugasan yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan (assessment for learning) diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran. Penugasan dapat dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penugasan lebih ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas produktif lainnya.

Penilaian penugasan terdiri dari Tugas Mandiri Terstruktur (TMT) dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur (TMTT). Tugas terstrukur adalah sebuah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam upaya meningkatkan pemahamannya terhadap suatu materi pembelajaran, dimana waktu pengumpulan tugas terstrutur ditentukan oleh guru, bisa pada pembelajaran berikutnya atau keesokan harinya. Peserta didik harus menyelesaikan tugas tersebut dan menyerahkannya pada batas waktu yang sudah ditentukan. Dalam kegiatan pembelajaran keseharian, guru kerap memberikan jenis tugas ini kepada peserta didik.

Tugas terstruktur bisa digunakan pada semua mata pelajaran. Tugas terstruktur ini biasanya diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari satu topik materi pembelajaran. Tugas terstruktur sangat membantu  guru untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dalam memahami sebuah materi pembelajaran. Tugas ini biasanya diberikan secara mandiri. Mandiri dalam pengertian tugas tersebut dikerjakan sendiri oleh peserta didik.

Penugasan yang diberikan hendaknya dapat meningkatkan  kompetensi literasi  peserta didik dalam berpikir atau bernalar ketika  membaca teks, selain itu juga dapat meningkatkan kompetensi numerasi ketika menghadapi persoalan  yang membutuhkan pengetahuan matematika. Berikut adalah contoh tugas yang dapat diberikan pada siswa SMA kelas XI mata pelajaran Matematika, pada saat mempelajari  KD 3.9  Menganalisis keberkaitanan turunan pertama fungsi dengan nilai maksimum, nilai minimum, dan selang kemonotonan fungsi, serta kemiringan garis singgung kurva dan KD 4.9 Menggunakan turunan  pertama fungsi untuk menentukan titik maksimum, titik minimum, dan selang kemonotonan fungsi, serta kemiringan garis singgung kurva, persamaan garis singgung, dan garis normal kurva berkaitan dengan masalah kontekstual.  Pada materi tersebut, penugasan yang diberikan kepada peserta didik dikaitkan dengan masalah yang ada disekitar kehidupannya sebagai upaya pemecahan masalah sehari-hari. Sesuai dengan masalah yang dihadapi saat ini, wabah pandemik Covid-19 dapat digunakan sebagai masalah kontekstual. Peserta didik ditugasi untuk mencari informasi  tentang data perkembangan jumlah penderita Covid-19 di Indonesia  pada rentang waktu tertentu, misalnya rentang  tanggal 9 sampai dengan 15 Maret 2020.  Berdasarkan kecepatan berkembangnya kasus tersebut,  selanjutnya peserta didik diminta menggunakan persamaan diferensial untuk memprediksi tindakan yang  harus dilakukan untuk memutus mata rantai Covid-19.

Penilaian penugasan untuk mata pelajaran lainnya  juga dapat menggunakan masalah kontekstual yang sama yaitu tentang wabah pandemik Covid-19. Penugasan yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan  materi yang sedang dipelajari dengan mempertimbangkan peningkatan kompetensi literasi maupun kompeteni numerasi pada peserta didik.

Melalui penugasan tersebut, guru dapat mengukur kemampuan peserta didik sehingga akan memudahkan guru dalam merencanakan bimbingan kepada peserta didik yang masih sangat kurang. Selain memberi kesempatan bagi peserta didik untuk lebih memahami materi pelajaran yang telah dibahas sekaligus memberikan waktu kepada peserta didik untuk mengulang kembali materi yang telah dipelajari, melalui penugasan ini peserta didik dapat mengukur kemampuan dirinya dalam pembelajaran, sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan displin.

Tugas terstruktur hendaknya rutin diberikan oleh guru dalam setiap akhir pembelajaran. Dengan pemberian tugas terstruktur maka waktu belajar peserta didik di rumah akan selalu konsisten. Tugas terstruktur akan mampu meningkatkan belajar anak setiap harinya di rumah. Dengan demikian pelaksanaan BDR akan berjalan efektif dan efisien.

Melalui penugasan  akan membuat peserta didik lebih greget dalam belajar.  Akan tetapi perlu diperhatikan jangan sampai tugas yang diberikan terlalu  banyak sehingga mengakibatkan peserta didik menjadi stres. Berikanlah tugas sesuai dengan tujuannya, sehingga akan memberikan manfaat yang berarti bagi peserta didik dan bagi pembelajaran yang dilakukan guru.

Terkait dengan penilaian  ini, bagi bapak /ibu guru yang berminat untuk mengikuti diskusi secara online, dipersilahkan bergabung dengan mendaftar terlebih dahulu melalui WA di nomor HP: 08122888301,  karena terbatasnya jumlah peserta diskusi.

Terima kasih.

Image: http://susannedunlap.com/the-benefits-of-online-math-tutoring/

6 thoughts on “Penilaian Pendidikan dalam “Merdeka Belajar” di Tengah Wabah Pandemik Covid-19

  • April 10, 2020 at 12:53 pm
    Permalink

    Pemberian TMT atau TMTT memang bisa dipakai sbg alternatif dalam kondisi seperti sekarang ini, namun pelaksanaanya harus tepat sasaran, dimana guru sbg pemberi tugas hrs benar benar memahami kondisi peserta didik , baik secara ekonomi,sosial, budaya dan ketersediaan sarana prasarananya. salah satu contoh gak bisa beli kuota sehingga tdk ada sarana akses internet , bahkan juga mereka yg terkondisi dg tempat yg tdk ada jangkauan internet, ini bisa jd kendala,dan juga faktor yg lainnya mis guru yg masih tidak mau tau dg setumpuk tugas tanpa memberi kelonggaran waktu dan juga masih mengejar target kurikulum Jadi keberhasilan akan hal ini tentunya masih harus byk langkah sebagai solusi untuk pencapaian tujuan penilaian yg sesungguhnya.
    Anjuran gubernur agar tidak memberatkan belajar siswa di rumah juga harus dipenuhi , dan himbauan untuk tidak harus mencapai target kurikulum ini juga harus dipikirkan.
    Bagaimana dg pola tugas yg tidak memberatkan tetapi target kurikulum tetap terpenuhi .Alhamdulilah dana BOS dan BOP yg sekarang agak longgar dan bisa digunakan membantu siswa dalam belajar secara online dan daring .Semoga Allah memberikan ridho kepada kita semua untuk mendapatkan solusi terbaik dalam memenuhi tujuan pendidikan di Indonesia

    Reply
  • April 11, 2020 at 3:08 am
    Permalink

    Bagus Bu Erwin, alangkah baik mya tugas jg disesuaikan dg masalah yg sdng kita hadapi

    Reply
  • April 11, 2020 at 3:31 am
    Permalink

    Maturnwun Bu telah mmberi bentuk penguatan tentang penilaian dimasa BDR

    Reply
  • April 11, 2020 at 3:43 am
    Permalink

    Terimakasih Bu tambahan penguatan penilaian nya ditengah BDR

    Reply
  • April 11, 2020 at 10:24 am
    Permalink

    Terima kasih ibu, tulisan ibu sangat bermanfaat bagi kami yang berkecimpung dengan para peserta didik.

    Reply
  • April 16, 2020 at 6:56 am
    Permalink

    Dalam belajar memang tak mengenal ruang dan sekat, dalam kondisi apapun belajara dibutuhkan dan yang pen ting ada penilaian utk mengukur hasil belajar tersebut krn sebagai balikan utk pembelajar, kondisi covid sepertinya perlu daya dukung, disamping biaya yang dalam daring dan dalam penilaian dibutuhkan integritas peserta didik, itu yang saya kira sulit, shg pembiasaan di sekolah sdh menjadi awal keberhasilan dalam mengukur validitas penilaian, sekolah dalam membiasakan siswa bisa sangat terasa, dukungan keluarga juga bisa terukur. Semoga kita bisa menjadikan musibah ini utk mengukur seberapa jauh pembiasaan yang baik di sekolah shg kita memanfaatkan pembiasaan itu dimana saja. Oke utk biaya pemerintah bisa mengalokasikan dana BOP utk membatu mereka dalam daring tentuya dibutukan identifikasi siapa saja yang dapat bantuan termasuk pada guru GTT shg tdk salah sasaran

    Reply

Leave a Reply to Gono Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

iklan