
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA BIMBINGAN TEKNIS MEMANFAATKAN HYPERMEDIA
Oleh: Heri Dwiyanto*
Bimbingan teknis (Bimtek) merupakan kegiatan layanan bimbingan yang diberikan oleh tanaga ahli atau profesional di bidang tertentu untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Di bidang pendidikan biasanya Bimtek dilakukan oleh para ahli di bidang pendidikan seperti Dosen, Widyaiswara, Widyaprada, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dan praktisi pendidikan lainnya. Peserta Bimtek biasanya pegawai baik instansi pemerintah atau swasta dalam upaya peningkatan kompetensi tertentu. Oleh karena itu Bimtek termasuk ke dalam pembelajaran orabg dewasa (andragogi).
Menurut Laird, andragogi didefinisikan sebagai ilmu tentang orang dewasa belajar atau the science of learning, yang dalam hal ini lebih merupakan psikologi belajar. Di samping itu, ada juga yang menitikberatkan pada pemberian bantuan, yang mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu tentang bagaimana membantu orang dewasa belajar (Marjuki, 2019). Jadi, andragogi adalah seni dan ilmu tentang bagaimana membantu orang dewasa belajar. Dalam hal ini, pendidik harus berusaha membantu mempermudah atau menfasilitasi orang dewasa belajar. Dalam hubungan ini, diyakini bahwa wujud bantuan yang diberikan pasti berbeda dengan anak karena karakteristik yang berbeda antara keduanya.
Pembelajaran orang dewasa merupakan proses pendidikan bagi orang dewasa yang menggunakan sebagian waktunya dan tanpa dipaksa ingin meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan mengubah sikapnya dalam rangka pengembangan dirinya sebagai individu dan meningkatkan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya secara seimbang dan utuh (Suprijanto, 2012).
Semakin dewasa peserta didik maka konsep dirinya semakin berubah dari ketergantungan kepada pendidik menuju sikap dan perilaku mengarahkan diri dan saling belajar. Pengalaman belajar peserta yang makin banyak dapat dijadikan sumber belajar (learning resources) dan orientasi belajar mereka berubah dari penguasaan terhadap materi menjadi kemampuan pemecahan masalah (problem solver). Belajar dilakukan dengan tujuan untuk menguasai kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan nyata. Dalam pembelajaran orang dewasa juga membutuhkan keterlibatan diri dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
Strategi pembelajaran orang dewasa yang bisa digunakan antara lain brainstroming, diskusi, presentasi, dan simulasi. Dengan melihat strategi pembelajaran orang dewasa tersebut maka model pembelajaran yang dapat digunakan dalam Bimtek ini adalah Problem Based Learning (PBL). PBL adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta Bimtek mendapat pengetahuan penting, yang membuat peserta mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam menjalankan tugas dan kehidupan sehari-hari (real world).
PBL merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta Bimtek untuk belajar. PBL merupakan suatu model pembelajaran yang menantang peserta untuk bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta pada rasa ingin tahu pada pembelajaran. Masalah diberikan kepada peserta sebelum peserta mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.
Permasalahan dalam PBL dapat dijadikan sebagai kajian, penjajakan pemahaman, sebagai contoh, bagian yang tak terpisahkan dari proses dan stimulus aktivitas autentik. Permasalahan dimunculkan sebagai tantangan awal dan motivasi. Selanjutnya peserta berperan sebagai problem solver, dan instruktur berperan sebagai pembimbing dengan peran masing-masing seperti gambar di bawah ini.
Dalam pelaksanaan PBL ini sangat baik apabila memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta. Landasan teoritis penggunaan media dalam pembelajaran adalah instruktur sebagai sumber pesan, menyampaikan pesan atau informasi kepada peserta pelatihan melalui media pembelajaran. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar keungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat bertahan dalam ingatan. Peserta Bimtek dapat menerima dan menyerap dengan baik pesan-pesan dalam materi pembelajaran (Nunuk Suryani, 2018: 32). Media yang sesuai dengan Bimtek ini adalah hypermedia.
Hypermedia merupakan perpanjangan dari hypertext dan multimedia yaitu suatu media di mana informasi itu tidak hanya jenis teks, tetapi juga dari jenis gambar, suara, video, atau multimedia. Sebuah hypermedia dimaksudkan untuk menyajikan informasi yang interaktif yang dapat berhubungan dengan banyak media yang lebih luas seperti web atau blog.
Untuk dapat menerapkan pembelajaran andragogi berbasis masalah memanfaatkan hypermedia ini perlu disusun sebuah rancangan pembelajaran yang dapat memberikan arah bagi penerapan pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah secara kolaboratif. Juga dapat memberikan panduan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan untuk dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan diadakannya Bimtek. Di samping itu dapat memberikan peningkatan kompetensi peserta dalam pemanfaatan hypermedia pada pembelajaran sebagai wujud membangun literasi digital.
Deskripsi rancangan pembelajaran
Rancangan pembelajaran Bimtek ini dititikberatkan pada tujuan akhirnya menciptakan aktifitas pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan belajar. Secara rinci rancangan pembelajaran ini dapat dideskripsikan sesuai dengan komponen 5W1H di bawah ini.
Kegiatan pembelajaran (What)
Kegiatan ini merupakan bimbingan teknis kepada pendidik dan tenaga kependidikan dalam penyusunan strategi pembelajaran dalam pemenuhan mutu pembelajaran.
Peserta Pembelajaran (Who)
Peserta yang terlibat dalam pembelajaran ini adalah Kepala Sekolah dan Pendidik jenjang SD, SMP, SMA dan SLB di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Waktu pembelajaran pembelajaran (When)
Pembelajaran Bimtek ini dilakukan selama 3 hari, dengan rincian hari pertama merupakan pembukaan dan penyampaian seluruh materi kepada peserta. Selanjutnya hari kedua sampai ketiga merupakan kerja kolaborasi dalam setiap kelompok yang difasilitasi oleh instruktur.
Tempat pelaksanaan pembelajaran (Where)
Pembelajaran Bimtek ini dilakukan secara kolaboratif tatap muka LPMP Provinsi Jawa Tengah. Apabila tidak memungkinkan tatap muka maka dilakukan secara jarak jauh (daring atau luring).
Tujuan Pembelajaran (Why)
Pembelajaran Bimtek ini bertujuan untuk peningkatan kompetensi peserta dalam menyusun strategi pembelajaran dan penilaian dengan memanfatankan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan, karakteristik siswa, dan infrastuktur pembelajaran yang ada.
Model dan media pembelajaran (How)
Kegiatan pembelajaran ini menggunakan amodel PBL dan pelaksanaannya secara blended learning dimana peserta melakukan pembelajaran sinkron tatap muka pada Bimtek, dan asinkron pada saat belajar mandiri/praktik dan kegiatan pendampingan.
Pola Penerapan
Pembelajaran andragogi yang diterapkan dalam pelatihan Bimtek ini menggunakan PBL dilakukan dengan pola:
- Pembelajaran di dalam kelas tatap muka (Sinkron)
Proses pembelajaran di dalam kelas ini dilakukan dengan langkah-langkah pembelajaran pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kelas yang ada merupakan kelas standar dengan jumlah peserta maksimum 30 orang. Pengelolaan kelas sepenuhnya diserahkan kepada instruktur disesuaikan dengan cakupan materi yang harus disampaikan. Dibentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota maksimal 4 orang peserta agar proses pembelajaran berjalan lebih efektif.
- Pembelajaran di dalam kelas maya (Sinkron)
Proses pembelajaran kelas maya dilakukan secara daring dengan langkah pembelajaran sama dengan tatap muka tetapi kelas dalam room meeting menggunakan plaform Zoom Meeting. Pembelajaran dalam kelas maya ini dilakukan manakala pemebelajaran tatap muka tidak bisa dilaksanakan karena pandemi misalnya.
- Pembelajaran di luar kelas secara mandiri (Asinkron)
Pembelajaran di luar kelas dilakukan dalam Bimtek ini melalui praktik on service learning yang diiringi dengan pendampingan oleh instruktur ke satuan pendidikan. Pendampingan ini dilakukan untuk membantu sekolah dalam menerapkan hasil Bimtek dengan melakukan pembimbingan maupun memberikan layanan konsultasi.
Pola pemanfaatan media pembelajaran yang dapat digunakan antara lain:
- Pemanfaatan media di dalam situasi kelas (Classroom Setting)
Media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran dipadukan dengan proses belajar mangajar di dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media instruktur harus melihat tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi dan strategi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
- Pemanfaatan media di luar situasi kelas (Classroom Setting)
Pemanfaatan media pembelajaran di luar situasi kelas ini dilakukan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pemanfaatan media ini peserta Bimtek harus diorganisasikan dengan baik terlebih dahulu. Peserta Bimtek diatur dalam kelompok-kelompok belajar. Setiap kelompok diketuai oleh seorang pemimpin kelompok dan disupervisi oleh instruktur.
Sebelum memanfaatakan media perlu dibahas dan ditentukan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang akan dicapai dibahas atu ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya peserta dapat belajar dari media itu secara berkelompok atau secara perorangan. Anggota kelompok diharapkan dapat berinteraksi baik dalam diskusi maupun dalam bekerja sama untuk memecahkan masalah, memperdalam pemahaman, atau menyelesaikan tugas-tugas tertentu (Arief, 2014).
Rencana Kerja
Dalam melaksanakan proses pembelajaran Bimtek agar berjalan dengan baik maka perlu disusun rencana kerja penerapan model pembelajaran yang akan dilakukan. Rencana kerja ini meliputi desain model pembelajaran, strategi penerapan model pembelajaran, serta evaluasi dan tindak lanjut.
- Desain model pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan dalam Bimtek ini adalah Problem Based Learning (PBL) dengan melakukan aktifitas pembelajaran yang dapat digambarkan seperti di bawah ini.
- Strategi penerapan model pembelajaran
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam bimbingan teknis ini bertujuan agar materi dapat dipahami dan tujuan Bimtek dapat dicapai oleh peserta. Karena pembelajaran ini merupakan andragogi maka aktifitas pembelajaran lebih pada peserta. Pembelajaran dapat menggunakan metode pembelajaran andragogi di bawah ini.
Curah Pendapat (Brainstroming). Instruktur mengajak peserta untuk mencurahkan pengalaman mereka terkait dengan materi baik permasalahan maupun praktik baik sehingga instruktur mendapatkan gambaran tingkat pemahaman peserta.
Diskusi. Instruktur memberikan permasalahan terkait materi untuk didiskusikan peserta dalam kelompok diskusi. Dalam diskusi inilah dirumuskan kesimpulan untuk mengatasi masalah yang didiskusikan.
Presentasi. Peserta mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas untuk mendapatkan masukan/tanggapan dari peserta lainnya demi kesempurnaan hasil diskusi tersebut.
Simulasi. Peserta diajak melakukan simulasi terkait materi dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan sehingga mempunyai pengalaman dan keterampilan yang telah ditetapkan.
- Evaluasi dan tindak lanjut
Menyusun instrumen evaluasi penerapan model pembelajaran untuk mengetahui efektivitas implementasi model pembelajaran yang digunakan dan melakukan tindak lanjut hasil evaluasi penerapan model pembelajaran.
Di samping rencana kerja penerapan pembelajaran, perlu juga disiapkan rencana kerja pemanfaatan media pembelajaran yang meliputi persiapan, penggunaan media, serta kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
- Persiapan sebelum menggunakan media
Sebelum media digunakan yang perlu dilakukan adalah mempelajari panduan penggunaan media, mengecek kelayakan media yang akan digunakan, dan menentukan titik penempatan media di dalam kelas.
- Kegiatan selama menggunakan media
Selama penggunaan media di kelas maupun pembelajaran daring perlu dilakukan menjaga ketenangan kelas agar setiap peserta mendapatkan informasi yang sama. Media dijalankan dengan tidak terlalu cepat sehingga peserta dapat berkonsentrasi terhadap media yang digunakan. Media mudah diakses oleh peserta.
- Kegiatan evaluasi dan tindak lanjut
Menyusun instrumen evaluasi pemanfaatan hypermedia untuk mengetahui efektivitas pemeanfaatan media yang digunakan dalam pembelajaran dan melakukan tindak lanjut hasil evaluasi pemanfaatan hypermedia.
Kriteria Keberhasilan Bimtek
Keberhasilan penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan memanfaatkan hypermedia ini dapat dilihat dari beberapa kriteria seperti di bawah ini.
- Peserta mampu menerapkan pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah secara
- Peserta mampu melaksanakan proses pembelajaran dan hasil belajar sesuai dengan tujuan Bimtek
- Peserta mampu memanfaatkan hypermedia pada pembelajan
- Peserta hadir dalam setiap sesi pertemuan dibuktikan dengan mengisi daftar hadir
- Peserta mempunyai nilai kriteria “Baik” dalam post test
- Peserta mendapatkan sertifikat
- Hasil evaluasi proses pembelajaran Bimtek “Baik”
Demikialah rancangan pembelajaran ini disusun sebagai dasar perencanaan pembelajaran Bimtek, dan semoga dapat bermanfaat dan mempermudah pelaksanaan Bimtek.
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, M. (2020, Oktober 2). Asesmen Kompetensi Minimum dan Kesenjangan Digitalnya. Diambil kembali dari jawapos.com: https://www.jawapos.com/opini/02/10/2020/asesmen-kompetensi-minimum-dan-kesenjangan-digitalnya/
Arief S. Sadiman, dkk. (2014). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Asrori, M. (2013). Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Strategi Pembelajaran. Jurnal Madrasah, Vol. 5 no 2, 163-188.
Hewi, L., & Shaleh, M. (2020, Oktober 22). Refleksi Hasil PISA (The Programme For International Student Assesment): Upaya Perbaikan Bertumpu Pada Pendidikan Anak Usia Dini). Jurnal Golden Age, Universitas Hamzanwadi, 30-41. Diambil kembali dari ayomenulis.id: https://ayomenulis.id/artikel/ini-dia-hasil-survei-pisa-tentang-kualitas-pendidikan-di-indonesia-dalam-3-tahun-terakhir
Nunuk Suryani, Achmad Setiawan, dan Aditin Putria. (2018). Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Pusmenjar. (2021). Apa itu Asesmen Nasional? Diambil kembali dari Pusmenjar: https://anbk.kemdikbud.go.id/#tentang
Saleh Marzuki. Pendidikan Nonformal, Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Artikel diambil dari http://kulpulan-materi.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-andragogi.html tanggal 2 Februari 2019
Suprijanto. (2012). Pendidikan Orang Dewasa dari Teori hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Warsita, B. (2009). Strategi Pembelajaran dan Implikasinya pada Peningkatan Efektifitas Pembelajaran. Jurnal Teknodik Vol. 13 No. 1, 64-76.
*) Penulis merupakan Pengembang Teknologi Pembelajaran di LPMP Provinsi Jawa Tengah