
Monev Program Sekolah Penggerak Kabupaten Sragen
Sragen-LPMP Jateng. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program Sekolah Penggerak Angkatan I Kabupaten Sragen. Kegiatan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sragen pada hari Jumat, tanggal 11 Februari 2022 ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen. Hadir kepala sekolah penggerak jenjang TK, SD, SMP dan SMA sejumlah 36 orang.
Sambutan selamat datang disampaikan oleh kepala SMAN 1 Sragen, Dra. Beti Marga Sulistyawati, M.Pd. Beliau menyatakan bahwa sesama sekolah penggerak Angkatan 1 merupakan teman seperjuangan. Sama-sama mencari dan belajar apa dan bagaimana program sekolah penggerak (PSP). Berjuang bersama agar PSP sukses.
Dr. Tartib Supriyadi, S.IP., M.Pd. selaku ketua tim monev PSP Kab Sragen menyampaikan bahwa Bapak Kepala Dinas sebenarnya pada pagi ini punya agenda kegiatan dengan Ibu Bupati, namun karena komitmen terhadap sekolah penggerak, bersedia hadir. Memilih Bersama-sama dengan Bapak Ibu Kepala Sekolah Penggerak semua. Ucapan terimakasih juga disampaikan ke Bu Beti. Luar biasa, dimintai tolong mendadak, bersedia memfasilitasi kegiatan ini dengan sangat baik.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Drs. Suwardi, MM. dalam sambutannya, menyampaikan bahwa komunikasi antara Dinas Pendidikan dengan SMA, SMK dan SLB lancar. “Meski kewenangan provinsi, kami butuh mereka untuk anak-anak sragen”. “ Terkait perubahan dan perkembangan kurikulum. Jangan bingung. Pilih saja dari 3 pilihan kurikulum yang ada”, nasihat orang nomor satu di jajaran Pendidikan Kabupaten Sragen ini. Semua tempat ada permasalahan. Sebagai ilustrasi, penganggaran sudah fix tahun -1. Kalau ada perubahan mendadak, penyesuaiannya sulit. Tapi nanti bisa disikapi. Apa yang dihadapi diatasi, dilaksanakan.
Instrumen monev jika belum cukup memberikan evaluasi ditambahi sendiri, karena tujuannya utk memberikan perbaikan. Peserta ini adalah anak mbarep. Kalau bagus ya bagus, kalau kurang bagus ya bagus. Akan selalu dicari-cari hal yg bisa ditingkatkan. Dievaluasi untuk semakin perbaikan program ke depan.
PA (pelatih ahli) memang ahli semua. Namun mungkin bukan yang ahli di bidang persekolahan. Sragen sarprasnya kurang. Anggaran DAK kurang. Guru kurang, 10 tahun tidak mengangkat guru. Saat ini Kepala ekolah lengkap tapi guru jadi semakin kurang. P3K banyak dari swasta, ngajar di SD, jurusannya beraneka ragam. Guru honorer lama, yang alumni PGSD, tergusur. Itu yang dialami oleh sekolah negeri. Negeri dan swasta sama. Punya masalah. Swasta sudah mendidik guru lama, akhirnya berbondong-bondong pindah karena lolos P3K. Ada sekitar 500 guru yang akan ditempati oleh orang lain dan tidak dapat mengajar lagi di sekolahnya. Perlu diyem-yemi (ditenangkan-red) bahwa mereka tetap bisa mengajar. Karena ada kepala sekolah yang terlalu tegas, menyampaikan bahwa mereka harus pergi. Merupakan kekejaman jika Ketika butuh orang dimintai tolong, saat tidak lagi butuh langsung ditendang.
Pak Wardi juga mewanti-wanti bahwa sekolah penggerak perlu berhati-hati, karena setiap saat bisa ada pemeriksaan. Akan digunakan CMS (Cash Managemen System). Mulai bulan ini. Perubahan anggaran tidak bisa tanpa ada perubahan RKAS. Jangan keliru, sekolah swasta juga sudah menjadi object pemeriksaan. Program dilaksanakan dengan maksimal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. “Manajer yang profesional bisa bekerja optimal dengan sumber daya yang terbatas”, sebagai tambahan motivasi Pak Kadinas.
Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan hasil monev oleh narasumber LPMP Jateng bersama dengan para kepala sekolah. (Dar)



