Proyeksi Layar HP Ke PC dan Laptop : Screen Mirroring Menggunakan Vysor

Dwi Kustari, S.Sos. BBPMP Provinsi Jawa Tengah   Pengantar Saat melakukan presentasi tentang sebuah aplikasi, terkadang kita dituntut untuk menunjukkan...
Read More

Laporan ULT Bulan Maret 2022

Laporan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Bulan Maret 2022 ULT LPMP Provinsi Jawa Tengah   Jumlah Pengunjung ULT LPMP Provinsi Jawa...
Read More

Release Update ARKAS V 3.3

Pada Tanggal 21 April 2022 Aplikasi arkas update Release Update ARKAS V 3.3. Berikut adalah listperbaikannya: 1. Penyesuaian tarif PPn...
Read More

Bimtek Platform Merdeka Belajar dan IKM bagi Pengawas Angkatan I

Semarang-LPMP Jateng.  Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Bimbingan Teknis Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar dan Implementasi Kurikulum Merdeka...
Read More

Menyusun Perencanaan Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis Data Memanfaatkan “Open Educational Resources”

Oleh: Heri Dwiyanto, S.S., M.Pd.

Terdapat banyak permasalahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada masa kini yang menyebabkan terjadinya kesenjangan mutu hasil belajar. Kesenjangan ini pada umumnya disebabkan oleh proses pembelajaran yang tidak berpusat pada siswa sehingga ada sebagaib siswa yang termarjinalkan atau terpinggirkan.  Iklim pembelajaran yang kurang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi siswa serta kurang optimalnya kapasitas dan kinerja guru juga menjadi penyebab lainnya.

Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas yang baik diawali dengan sebuah perencanaan pembelajaran yang baik pula. Perencanaan pembelajaran diperlukan agar dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dipandu oleh guru dapat berjalan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif.

Lalu apa yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran? 

Perencanaan pembelajaran  merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang mencakup analisis kebutuhan pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan bahan ajar, serta pengembangan alat evaluasinya dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan (Nasution, 2017).

Perencanaan pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh seorang guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan siswa untuk memiliki pengalaman belajar serta mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Perencanaan pembelajaran mencakup penyusunan materi pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran, penerapan model pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran pada masa modern sekarang ini tidak bisa terlepas dari peran data siswa atau lebih dikenal dengan perencanaan pembelajaran berbasis data. Data apa saja yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan pembelajaran? Data akademik, data non akademik, gaya belajar siswan, serta data sarana dan prasarana sekolah sangat dibutuhkan dalam menyusun sebuah perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran berbasis data akan menghindarkan seorang siswa kehilangan kesempatan belajar dan terpinggirkan (no left child behind). 

Data akademik meliputi jumlah siswa, indeks prestasi siswa, tingkat intelegensi, keterampilan membaca, nilai ujian, kebiasaan belajar, minat belajar, harapan atau keinginan siswa, dan pekerjaan yang diinginkan. Data non akademik meliputi usia, latar belakang, kematangan, rentang perhatian, bakat istimewa, hubungan sesama siswa, dan keadaan sosial ekonomi.

Gaya belajar siswa merupakan cara yang konsisten dilakukan oleh seorang siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan masalah atau soal (Mulyani & Solihah, 2019). Gaya belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga gaya belajar utama yaitu visual, auditori, dan kinestetik.

Siswa dengan gaya belajar visual akan belajar dengan cara melihat sesuatu. Siswa lebih suka melihat gambar atau diagram, menonton pertunjukan, menyaksikan demonstrasi suatu kegiatan, atau menonton video.

Siswa dengan gaya belajar auditori belajar dengan cara mendengar sesuatu. Siswa menyukai mendengar pidato, memperhatikan ceramah guru sedang menerangkan, mendengarkan radio, berdebat atau berdiskusi.

Siswa dengan gaya belajar kinestetik belajar melalui aktivitas fisik dan melibatkan diri langsung. Siswa lebih suka menyentuh, merasakan, membongkar suatu objek, dan melakukan aktifitas fisik lainnya.

Data sarana dan prasarana juga sangat dibutuhkan karena sarana dan prasarana pembelajaran ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi belajar siswa (Jannah & Sontani, 2018). Ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran akan menentukan metode dan teknik pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Bagi guru yang melakukan analisis dari berbagai data pendukung pembelajaran ini akan mendapatkan suatu kerangka perencanaan pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran yang menggunakan beragam strategi, metode, dan teknik pembelajaran atau dikenal dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Apa itu pembelajaran berdiferensiasi? 

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang dalam prosesnya memperhatikan karakteristik, potensi, dan perbedaan individual yang dimiliki setiap siswa (Astiti, Supu, Sukarjita, & Lantik, 2021). Jadi proses pembelajaran merupakan upaya guru dalam memenuhi kebutuhan setiap individu siswa.

Aspek pembelajaran berdiferensiasi menurut Tomlinson ada tiga, yaitu kesiapan belajar siswa, minat siswa, dan profil belajar (Ramadhan, 2021). Kesiapan belajar sangat diperlukan dalam perencanaan pembelajaran untuk memastikan kemampuan siswa dalam menerima materi atau konten pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru.

Minat dan bakat yang dimiliki siswa apabila tersalurkan dan terintegrasi dalam proses pembelajaran akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa.

Begitu juga dengan profil belajar siswa yang merupakan karakteristik unik setiap individu yang mempengaruhi gaya dan kebiasaannya dalam belajar. Profil belajar ini akan membantu untuk bisa lebih cepat memahami konsep dan menguasai ketrampilan baru yang diajarkan guru.

Langkah perencanaan pembelajaran berdiferensiasi  dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada skema di bawah ini.

Gambar 1. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi

      Sumber: (Andini, 2016)

Perencanaan pembelajaran berdiferensiasi diawali dengan mendapatkan data pre-assesment yang merupakan penilaian paling awal yang sering disebut dengan penilaian diagnostik. Penilaian diagnostik ini akan menghasilkan data akademik, non akademik, dan gaya belajar siswa yang merupakan dasar untuk menentukan konten dan model pembelajaran yang akan diterapkan guru dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya guru menerapkan apa sudah direncanakan dan dirancang dalam proses pembelajaran yang akan diukur keberhasilan penguasaaan siswa terhadap konten pembelajaran (assesament of content). Setelah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam semester berjalan dilakukan penilaian untuk mengukur penguasaan siswa terhadap kompetensi tersebut (sumative evaluation).

Berdasarkan data yang diperoleh baik dari akademik, non akademik, dan gaya belajar siswa tersebut guru dapat melakukan analisis untuk menentukan metode, media, dan sumber belajar yang dibutuhkan oleh setiap siswa. Secara sederhana analisis yang dapat dilakukan oleh guru dapat dilihat pada gambar tabel di bawah.

Gambar 2. Hasil Analisis Pembelajaran Berdiferensisasi Berdasar Gaya Belajar dan Indeks Prestasi Siswa

Hasil analisis memungkinkan guru seorang guru untuk menggunakan berbagai macam metode dalam proses pembelajaran (diferensiasi proses). Juga memungkinkan guru menggunakan berbagai media dan sumber belajar pada satu proses pembelajaran (diferensiasi konten). Hasil dari proses pembelajaran seperti ini tentunya akan menghasilkan bergai macam produk yang berbeda dari setiap siswa atau kelompo siswa (diferensiasi produk).

Dengan demikian guru perlu menyiapkan berbagai sumber belajar yang mudah diakses oleh siswa untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa. Sumber belajar yang tersedia, mudah didapat, dan fleksible dapat ditemukan dalam sumber belajar terbuka atau yang sering disebut Open Education  Resources (OER).

Apa yang dimaksud dengan Open Education  Resources (OER)?

OER atau sumber belajar terbuka merupakan  wujud   perkembangan media   pembelajaran  di   era digital saat ini.   Sumber   pembelajaran   terbuka bertujuan meningkatkan   mutu   pendidikan dan memudahkan proses pembelajaran.  Melalui  jaringan  internet  sumber  pembelajaran  terbuka sangat  mudah  diakses  untuk  semua  elemen  masyarakat  mulai  dari  siswa, guru,  orang tua, dan lembaga lainnya (Kodrat & Rusydiyah, 2020).

Selanjutnya Kodrat dan Rusydiyah dalam penelitian mereka menunjukkan peran sumber belajar terbuka sangat besar dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan siswa. Pemanfaatan sumber belajar terbuka dapat mempermudah akses  terhadap berbagai sumber  belajar,  kebebasan berinovasi dan berbagi sumber,  berkolaborasi dengan sesama guru, bahan ajar yang bisa disesuaikan dengan kurikulum, dan kaya dengan berbagai referensi sehingga membuat siswa menjadi lebih luas wawasan keilmuannya.

Pemerintah telah menyediakan berbagai macam sumber belajar terbuka yang bisa digunakan oleh siswa, guru, orang tua, maupun lembaga pendidikan dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran. Sumber belajar ini dapat diakses dengan mudah dan gratis sehingga sangat membantu dan meringankan penggunanya.

Gambar 3. Open Educational Resources  (OER) 

Sumber belajar terbuka yang diluncurkan oleh pemerintah ini terdiri dari berbagai platform yang dengan mudah dan bebas bisa digunakan baik oleh siswa dan guru.

Portal Rumah Belajar merupakan portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunikasi yang mendukung interaksi antar komunitas. Rumah Belajar hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru di semua jenjang pendidikan. Informasi lebih lanjut silakan kunjungi https://belajar.kemdikbud.go.id/

Aplikasi Merdeka Mengajar dipersembahkan untuk mempermudah guru mengajar sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa, menyediakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi, serta berkarya untuk menginspirasi rekan sejawat. Informasi lebih lanjut silakan kunjungi https://guru.kemdikbud.go.id/

Portal m-Edukasi menyediakan berbagai media pembelajaran interaktif, game edukasi, serta aneka simulasi bagi guru, siswa, dan masyarakat yang membutuhkan pada semua jenjang pendidikan. Informasi lebih lanjut silakan kunjungi https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/

TV Edukasi merupakan stasiun televisi yang dimiliki oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Stasiun televisi ini khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat. Informasi lebih lanjut silakan kunjungi https://tve.kemdikbud.go.id/

Radio Edukasi merupakan produk unggulan Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan (BPMRP) yang berbentuk stasiun radio yang menyajikan komposisi acara siaran pendidikan (baik formal maupun nonformal), informasi/berita pendidikan, hiburan, dan acara pendidikan yang mendidik (edutainment). Informasi lebih lanjut silakan kunjungi https://radioedukasi.kemdikbud.go.id/

Pemerintah juga meluncurkan kanal You Tube resmi untuk memenuhi kebutuhan sumber belajar seperti KEMENDIKBUD RI, LPMP JATENG, dan kanal lembaga pemerintah lainnya. You Tube merupakan salah satu alat  pembelajaran yang efektif dalam pendidikan yang dapat  menyediakan begitu besar sumber belajar, menciptakan pembelajaran siswa aktif, dan mendukung gaya pembelajaran yang modern.

Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang baik direncanakan dengan melakukan analisis terhadap data siswa (akademik, non akademik, gaya  belajar) serta data sarana dan prasarana pembelajaran. Analisis ini nanti akan menentukan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang akan dilakukan guru dalam proses pembelajaran sehingga terbentuk pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Pembelajaran berdiferensiasi ini tentunya akan lebih menarik lagi dengan didukung berbagai sumber belajar terbuka yang telah ada. Akhirnya akan menghasilkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

 

Daftar Referensi:

Andini, D. W. (2016). “Differentiated Instruction”: Solusi Pembelajaran dalam Keberagaman Siswa di Kelas Inkluasif. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 2, Nomor 3, 340-349.

Astiti, K. A., Supu, A., Sukarjita, I. W., & Lantik, V. (2021). Pengembangan Modul IPA Terpadu Tipe Connected Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi pada Materi Lapisan Bumi Kelas VII. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains, Vol. 4, No. 2, 112-120.

Jannah, S. N., & Sontani, U. T. (2018). Sarana dan Prasarana Pembelajaran sebagai Faktor Determinan terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 3, No. 1, 63-70.

Kodrat, H. A., & Rusydiyah, E. F. (2020). Pemanfaatan Open Educational Resources pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Unggulan BPPT Al-Fattah Lamongan. Tarbiya Islamia: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Volume 10 Nomor2 , 11-22.

Mulyani, L. S., & Solihah, S. (2019). Analisis tentang Gaya Belajar Siswa Berdasarkan Visual, Auditory, Kinestetik pada Mata Pelajaran Biologi MAN 1 Garut. Jurnal Life Science, Vol 1, No 1, 36-42.

Nasution, W. N. (2017). Perencanaan Pembelajaran: Pengertian, Tujuan dan Prosedur. ITTIHAD, Vol. I, No.2, 185-195.

Ramadhan. (2021, Maret 14). Pembelajaran Berdiferensiasi. Diambil kembali dari Gemarnews: https://www.gemarnews.com/2021/03/pembelajaran-berdiferensiasi.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

iklan