
MENJADIKAN SISWA BANYAK TANYA, BANYAK COBA, DAN BANYAK KARYA PADA PEMBELAJARAN MASA PENDEMI COVID 19 (Paradigma Baru dari Mendikbud)
Mulida Hadrina Harjanti – Widyaiswara LPMP Jawa Tengah
Kegiatan belajar mengajar pada masa pendemi covid 19 menuntut guru dan siswa harus melaksanalan kegiatan belajar mengajar jarak jauh. Tentunya di awal diberlakukannya pembelajaran jarak jauh baik guru maupun siswa mengalami masalah. Mulai dari permasalahan pemanfaatan media atau platform, masalah konten belajarnya, masalah tuntutan kurikulum, jaringan internet hingga permasalahan yang dialami siswa selama belajar di rumah. Namun pada akhirnya permasalahan tersebut sudah dapat diatasi seiring dengan dikeluarkannya Surat Edaran Menteri Pendidikan nomor 4 Tahun 2020 yang menyebutkan ketentuan Proses Belajar dari Rumah, yaitu a) belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun keluiusan; b) belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19; c) aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah; d) Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan baik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/ nilai kuantitatif.
Hingga saat ini perkembangan situasi pendemi covid 19 diputuskan menyiapkan masa normal baru. Beberapa kementrian bahkan sudah mengeluarkan regulasi pedoman tatanan normal baru agar aman dari covid 19. Sedangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan baru-baru ini mengeluarkan Siaran Pers nomor 119/Sipres/A6/V/2020 tentang pembukaan sekolah dan metode belajar sesuai pertimbangan Gugus Tugas. Intinya tentang metode belajarnya menyesuaikan kondisi dan status kesehatan masyarakat pada masing-masing wilayah.
Dari dua situasi di atas pada dasarnya guru tetap menyiapkan dua strategi mengajar, baik secara tatap muka maupun jarak jauh. Dan yang lebih penting lagi apapun situasinya sesuai dengan arahan Mendikbud bahwa guru perlu menciptakan kondisi kelas yang membuat siswa banyak coba, banyak tanya dan banyak karya. Berikut ini beberapa tips membantu guru agar siswanya banyak coba, banyak tanya, dan banyak karya.
Pertama, menjadikan siswa banyak coba dan banyak tanya sesuai teori. Banyak mencoba artinya menjadikan siswa aktif. Keaktifan siswa sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil belajar, seperti pendapat yang disampaikan oleh Magnesen dalam (DePorter, 2005), bahwa peserta akan mendapatkan hasil belajar 10% jika hanya membaca, mendapatkan hasil belajar 20% jika hanya mendengar, mendapatkan hasil belajar 30% jika hanya melihat, mendapatkan hasil belajar 50% dari melihat dan mendengar, mendapatkan hasil belajar 70% dari melakukan, dan mendapatkan 90% dari yang dikatakan dan dilakukan. Jadi jika guru mengharapkan siswanya mendapatkan hasil belajar 90% maka siswanya perlu dikondisikan untuk melakukan untuk menghadsilkan dan kemudian bertanya.
Kedua, merancang pembelajaran agar siswa belajar aktif. Langkah-langkahnya antara lain: a) mempertimbangan target Kompetensi Dasar (KD) melalui indikatornya, materi apa yang harus dikuasai siswa, aktifitas yang harus dilakukan siswa untuk memahami materi, dan alat bantu Lembar Kerja (LK) siswa sebagai pendukung bahan ajar yang membantu siswa memahami materi secara sekuen dan sistematis; b) Model metode yang akan digunakan untuk mencapai target KD; c) Media yang dibutuhkan untuk membantu siswa mamahami materi; dan d) menyiapkan alat/bahan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap pembelajaran.
Ketiga, pelaksanaan pembelajaran yang menumbuhkan minat siswa untuk banyak coba, banyak tanya, dan banyak karya. Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan fisik dan psikis siswa untuk siap belajar, menyampaikan tujuan pembelajaran dan target materi apa yang harus dipahami siswa, serta mengaitkan pembelajaran sebelumnya. Ketika kegiatan inti guru menyiapkan mengatur kelas, membuat kelompok dengan komposisi seimbang. Kemudian menyampaikan aturan kerja kelompok serta memberikan bahan diskusi (LK, media,/alat gambar, cerita yang sudah disiapkan oleh guru), memfasilitasi siswa dalam berdiskusi, memancing siswa untuk bertanya, memotivasi siswa dalam berdiskusi dan memahami bahan diskusi, memfasilitasi presentasi hasil karya/kerja kelompok, tanya jawab antar kelompok, dan memberi penguatan materi di akhir pembelajaran. Selanjutnya guru memiliki alat ukur untuk mengukur pemahaman materi siswa melalui penilaian proses dan penilaian akhir pembelajaran.