
Kunjungan Konsultasi Penyiapan ZI WBK/WBBM Balai Pendidikan Dan Pelatiahan Keagamaan, Kementerian Agama RI
Semarang, 17 Februari 2022 LPMP Provinsi Jawa Tengah menerima kunjungan dari Tim Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Jakarta, Kementerian Agama Republik Indinesia. Maksud dan tujuan kedatangan dari Tim Balai Pendidikan dam Pelatihan Keagamaan disampaikan oleh Dr. H. Achmad Firdaus, M.M. selaku Ketua Tim bahwa mereka bermaksud melakukan konsultasi terkait dengan persiapan pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah bebas dari korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM) baik itu persiapan adminstratif maupun persiapan subtantif.
Kunjungan Tim diterima dengan baik oleh Koordinator Tata Usaha dan Rumah Tangga LPMP Provinsi Jawa Tengah Bapak Ahmad Mudlofir, S.Pd, MT. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa LPMP Provinsi Jawa Tengah siap melayani maksud dan tujuan tim dari Kemenag Jakarta. Seluruh data dan informasi terkait dengan pembangunan ZI WBK/WBBM yang diperlukan akan disampaikan sehingga Tim Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan memiliki pemahaman yang utuh.
Disampaikan dalam pemaparannya oleh Putut Joko Wibowo, S.Kom, M.T, bahwa hal yang membutuhkan usaha yang kuat dalam pembangunan SI WBK/WBBM adalah internalisasi. Bagaimana sebuah lembaga harus mensosialisasikan dan memahamkan seluruh karyawan arti penting dari pembangunan ZI WBK/WBBM. Membangun kesadaran yang tinggi dan merubah paradigma lama terkait dengan birokrasi yang belum prima dan belum sepenuhnya berpihak pada pengguna layanan. Internalisasi harus dilakukan terus menerus dari hal-hal sederhana hingga hal hal yang memerlukan pemikiran lebih lanjut.
Salah satu yang dapat menjadi bahasan pokok internalisasi adalah pencegahan gratifikasi. Gratifikasi bisa jadi sudah menjadi budaya bagi lembaga karena adat ketimuran di Indonesia masih begitu kental. Tanda terima kasih yang diwujudkan dalam bentuk buah tangan (gift) sangat sulit dihilangkan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Lembaga/Instansi yang ingin meraih penghargaan ZI WBK/WBBM. Namun penghargaan itu sendiri tidak menjadi begitu penting tanpa adanya perubahan budaya atau perilaku.
Kepemimpinan merupakan aspek terpenting dalam pembangunan ZI WBK/WBBM dimana komitmen pucuk pimpinan menjadi penentu keberhasilan. Tanpa adanya komitmen dari Pimpinan Pembangunan ZI WBK/WBBM akan tidak meiliki arah yang jelas karena pimpinan adalah merupakan Role Model bagi arah perubahan birokrasi untuk menjadi birokrasi yang bersih dan sehat sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat pengguna layanan.
Sebuah lembaga agar dapat memberikan pelayanan yang prima, diperlukan sebuah inovasi. Inovasi tersebut bertujuan untuk menyederhadakan birokrasi sehingga lebih memudahkan masyarakat dalam memperoleh layanan. Sebuah inovasi diciptakan harus lebih membuat sebuah birokrasi itu sederhana, efektif dan efisien karena tanpa hal tersebut inovasi itu menjadi tidak berguna.
Sebuah lembaga yang sudah meraih ZI WBK/WBBM harus dapat memberikan pelayanan prima bagi masyarakat pengguna karena pada hakikatnya lembaga atau instansi negara bertugas melayani kepentingan masyarakat. (peni)