Proyeksi Layar HP Ke PC dan Laptop : Screen Mirroring Menggunakan Vysor

Dwi Kustari, S.Sos. BBPMP Provinsi Jawa Tengah   Pengantar Saat melakukan presentasi tentang sebuah aplikasi, terkadang kita dituntut untuk menunjukkan...
Read More

Laporan ULT Bulan Maret 2022

Laporan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Bulan Maret 2022 ULT LPMP Provinsi Jawa Tengah   Jumlah Pengunjung ULT LPMP Provinsi Jawa...
Read More

Release Update ARKAS V 3.3

Pada Tanggal 21 April 2022 Aplikasi arkas update Release Update ARKAS V 3.3. Berikut adalah listperbaikannya: 1. Penyesuaian tarif PPn...
Read More

Bimtek Platform Merdeka Belajar dan IKM bagi Pengawas Angkatan I

Semarang-LPMP Jateng.  Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Bimbingan Teknis Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar dan Implementasi Kurikulum Merdeka...
Read More

Itu Karena Cinta

Karena miskin, Saijah pun memutuskan untuk merantau ke Batavia, meninggalkan ayahnya yang sakit-sakitan dan kekasihnya, Adinda. Ia bekerja menjadi penjaga kuda di rumah tuan besar di Batavia. Tekadnya hanya satu, mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dan nanti kembali untuk melamar Adinda. Itulah sekelumit kisah cinta Saijah-Adinda dalam novel Max Havelaar karya Multatuli yang menggambarkan betapa sengsaranya masyarakat Banten pada zaman penjajahan dulu.
Setelah uang tabungan dirasa cukup, Saijah pun pulang ke kampung halaman. Hatinya berbunga-bunga karena sebentar lagi akan dapat menyunting gadis idamannya. Namun, kegembiraan itu seketika sirna ketika menjumpai kampungnya telah diporakporandakan oleh penjajah. Ayahnya telah meninggal dunia menyusul ibunya yang telah berpulang ketika Saijah kecil. Dan Adinda? Adinda dan keluarganya ikut perang gerilya melawan penjajah di Lampung.
Saijah pun menyusul ke Lampung. Dalam sebuah pertempuran, Saijah menemukan Adinda sudah meninggal. Tubuhnya penuh luka akibat diperkosa tentara musuh. Hancurlah hati Saijah. Karena begitu besarnya rasa cinta kepada Adindalah maka kemudian Saijah berani menerobos barisan musuh yang telah siap dengan senjata yang mengarah ke tubuhnya. Coba dengarkan seberapa besar cinta Saijah kepada Adinda!

Aku tidak tahu di mana aku akan mati.
Aku pernah melihat laut lepas di Pantai Selatan, ketika aku di sana membuat garam bersama ayahku;
Jika aku mati di lautan, dan mereka membuang jasadku ke air dalam, hiu-hiu akan datang.
Mereka akan berenang mengelilingi mayatku, dan bertanya:
“Yang mana dari kami sebaiknya menelan tubuh ini, yang tenggelam ke dalam air?”—
Aku tidak akan dengar.

Aku tidak tahu di mana aku akan mati.
Aku pernah melihat rumah Pak Ansu yang terbakar, yang telah dia bakar sendiri karena dia sudah gila.
Jika aku mati dalam rumah yang terbakar itu, kayu yang membara akan terjatuh ke mayatku,
Dan di luar rumah akan ada orang-orang yang berteriak dengan nyaring, sambil melemparkan air untuk memadamkan api.
Aku tidak akan dengar.

Aku tidak tahu di mana aku akan mati.
Aku pernah melihat Si Unah kecil jatuh dari pohon kelapa, ketika dia sedang memetik sebuah kelapa untuk ibunya.
Jika aku mati karena jatuh dari pohon kelapa, aku akan terbaring mati di kaki pohon, di semak-semak, seperti Si Unah.
Ibu tidak akan menangisiku, karena dia sudah meninggal. Tetapi yang lainnya akan menangis dengan suara nyaring: “Lihat, di sana terbaring Saijah!”
Aku tidak akan dengar.

Aku tidak tahu di mana aku akan mati.
Aku pernah melihat jasad Pak Lisu, yang meninggal karena umur tua, karena rambutnya berwarna putih.
Jika aku mati karena umur tua, dengan rambut putih, para wanita yang berduka akan berdiri mengitari jasadku.
Dan mereka akan meratap dengan nyaring, seperti para wanita yang berduka mengelilingi jasad Pak Lisu. Dan para cucu juga akan menangis, sangat nyaring—
Aku tidak akan dengar.

Aku tidak tahu di mana aku akan mati.
Aku sudah melihat banyak orang di Badur mati. Mereka dibungkus dengan kain putih, dan dikubur dalam tanah.
Jika aku mati di Badur, dan mereka menguburku di luar desa, di sebelah Timur di balik bukit, di mana rerumputan begitu tinggi,
Ketika Adinda melewati jalan itu, dan keliman sarungnya dengan lembut akan menyapu rumput yang dilewati…
Maka aku akan dengar.

Cinta yang besarlah yang mampu membuat Saijah berani menerobos barisan musuh yang bersenjata lengkap. Cinta yang besarlah yang mampu membuat Saijah mendengar pucuk sarung Adinda yang menyentuh ujung rumput karena desiran angin. Cinta yang besarlah yang mampu membuat Saijah mendengar jeritan hati Adinda ketika berhadapan dengan musuh. Cinta yang besarlah yang mampu membuat Saijah merasakan bagaimana penderitaan Adinda ketika dianiaya dan diperkosa oleh tentara musuh.
Maka, sebagai seorang guru, agar kita dapat mendengar suara hati murid-murid kita, agar kita mampu merasakan kesulitan murid-murid kita, agar kita mampu mendengar keluhan-keluhan dalam hati murid kita; tidak ada cara lain kecuali dengan memberikan cinta yang besar kepada murid-murid kita itu; seperti halnya Saijah yang telah memberikan cinta yang besar kepada Adinda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

iklan