Proyeksi Layar HP Ke PC dan Laptop : Screen Mirroring Menggunakan Vysor

Dwi Kustari, S.Sos. BBPMP Provinsi Jawa Tengah   Pengantar Saat melakukan presentasi tentang sebuah aplikasi, terkadang kita dituntut untuk menunjukkan...
Read More

Laporan ULT Bulan Maret 2022

Laporan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Bulan Maret 2022 ULT LPMP Provinsi Jawa Tengah   Jumlah Pengunjung ULT LPMP Provinsi Jawa...
Read More

Release Update ARKAS V 3.3

Pada Tanggal 21 April 2022 Aplikasi arkas update Release Update ARKAS V 3.3. Berikut adalah listperbaikannya: 1. Penyesuaian tarif PPn...
Read More

Bimtek Platform Merdeka Belajar dan IKM bagi Pengawas Angkatan I

Semarang-LPMP Jateng.  Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Bimbingan Teknis Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar dan Implementasi Kurikulum Merdeka...
Read More

Bagaimana menyusun Soal yang HOTS

Hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2017/2018 telah dilaunching oleh Puspendik dalam aplikasi Pamer UN 2017/2018. Ada kecenderungan hasil UN tersebut mengalami penurunan. Salah satu penyebab menurunnya capaian UN  karena soal yang berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTs). Tahun 2017/2018 Ujian Nasional telah mengakomodir soal berorientasi HOTs berkisar 20% – 40%, dan diperkirakan UN yang akan datang akan naik HOTsnya sekitar 15% (Puspendik, 2018).

UN menghadirkan soal berorientasi HOTs karena memenuhi target ketercapaian KD pada kurikulum 2013.  Sebagaimana kita ketahui bahwa kurikulum 2013 memiliki tujuan agar output satuan pendidikan memiliki kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagimana yang dibutuhkan oleh masyarakat. Baik masyarakat sekitar maupun global.  Untuk itu Kompetensi Dasar disusun sedemikan rupa dengan menghadirkan gradasi dimensi keterampilan berpikir, mulai dari keterampilan berpikir rendah hingga keterampilan berpikir tinggi. Sedangkan kompenen dimensi pengetahuan disusun mulai dari faktual, konseptual, prosedural hingga metakognitif.

Untuk membekali peserta didik dalam memenuhi ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) sekaligus menyiapkan mereka dalam menghadapi UN maupun Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) perlu kiranya para guru memiliki kemampuan menyajikan pembelajaran sekaligus menyusun soal berorientasi HOTs.

Apakah  HOTs itu?

HOTs (Higher Order Thinking Skills) atau ada juga yang menyebut Deeper Order Thinking Skills adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu kemampuan berpikir yang tinggi di atas kemampuan menghafal atau menceritakan kembali sesuatu yang telah ada di memori jangka panjang. Kemampuan berpikir ini mengakomodir kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti kemampuan menganalisis, mengevaluasi, mencipta (Krathwohl, 2001) dan  melakukan penyelesaian masalah, berpikir kritis dan berpikir kreatif (Presseisen in Costa, 1998)

Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall (Kemdikbud, 2018)

Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja. Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.

Untuk menyusun soal yang HOTs, marilah kita lakukan langkah sebagai berikut:

  1. Menganalisis KD, IPK dan materi

Melakukan analisis Kompetensi Dasar yang dapat dibuat soal HOTs  untuk dijabarkan menjadi IPK dan materi.

  1. Susun Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

IPK penunjang merupakan IPK jembatan yang menuju kepada ketercapaian target pembelajaran. Sedangkan IPK target merupakan IPK yang menjadi sasaran utama sesuai tuntutan KD. IPK pengayaan merupakan IPK tambahan di atas target KD. IPK pengayaan ini dilakukan bila pesefrta didik telah memenuhi target KD. Untuk menyusun IPK maka dimulai dari kemampuan berpikir rendah menuju ke yang lebih tinggi. Dimensi pengetahuan atau yang lebih dikenal sebagai materi subjek dijabarkan sebagaimana materi pokok dan sub materi pokok. Perlu diperhatikan peta konsep pada materi tersebut.

Perhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang menjadi target yang harus dicapai peserta didik pada KD, kemudian kembangkan menjadi IPK. Dalam menyusun IPK gunakan Kata Kerja Operasional yang sesuai agar konsep materi dapat tersampaikan secara efektif. Gradasi IPK di Identifikasi dari Low Order Thinking Skill (LOTS) menuju High Order Thinking Skill (HOTS). Saat menyusun IPK pastikan bahwa telah terumuskan IPK penunjang , IPK kunci, dan IPK pengayaan.

 

  1. Mengembangkan kisi-kisi soal

Langkah berikutnya adalah mengembangkan kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal merupakan matriks atau format yang memuat kriteria tentang soal-soal. Matriks tersebut memuat identitas mata pelajaran, Kompetensi Dasar (KD), materi, IPK, Indikator soal, level soal, jenis soal dan nomor soal.  Pilihlah IPK yang HOTs untuk membuat insikator soal HOTs. Perhatikan faktor urgensi, kontinuitas, relevansi dan keterpakaian (UKRK) materi.

 

  1. Menyusun soal HOTs

Setelah kisi-kisi disusun, selanjutnya adalah membuat butir soal. Soal HOTs lazimnya dimulai dari stimulus. Stimulus  bisa disusun dalam bentuk deskripsi, gambar, tabel, ataupun grafik. Ambillah stimulus yang dirujuk dari kehidupan sehari-hari  siswa.

Soal kategori analisis dikembangkan dengan memerinci bagian-bagian pada konsep, mencari keterhubungkaitan antar bagian, atau mengkontraskannya. Soal kategori evaluasi dikembangkan agar peserta didik dapat mempertimbangkan sebuah pendirian atau keputusan .

Soal kategori mencipta disusun agar peserta didik memiliki kemampuan mengkreasi rancangan, produk atau gagasan baru. Soal kategori problem solving dikembangkan sehingga peserta didik dapat melakukan penyelesaian atas masalah dalam kehidupannya sehari-hari.

  1. Lakukan analisis butir soal

Analisis butir soal dapat dilakukan secara kualitatif ataupun kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan  mengacu pada komponen materi, konstruksi dan bahasa. Sedangkan analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan melakukan uji coba butir. Butir soal yang sudah siap diujicobakan kepada peserta didik yang telah menguasai materi dimaksud. Hasil dari ujicoba kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya beda, maupun reliabilitas soal.

Nah bila telah dilakukan analisis soal, maka soal yang telah disempurnakan dapat disajikan kepada siswa. Yang pasti teknik ATM, Amati-Tiru dan Modifikasi layak digunakan untuk mempermudah pembuatan soal HOTs. Amatilah soal-soal HOTS seperti yang ada pada soal TIMSS, PISA, ACER atau soal-soal terstandar lainnya. Tirulah gaya atau model soal tersebut dengan melakukan modifikasi, dalam bentuk menyesuaikan dengan kurikulum dan hal-hal yang berkembang di Indonesia. Jadi, tidak sulit membuat soal HOTs kan. Mari kita mulai menyusunnya.

*) Alif Noor Hidayati, Widyaiswara LPMP Jawa Tengah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

iklan